Friday 27 April 2018

Tips Menembus Penerbit Mayor

Assalamu'alaikum, para pembaca. Lama tidak menulis di blog, bukan karena malas apalagi berhenti nulis. Hanya manage waktu yang kurang tepat sehingga tidak semua bisa dikerjakan. Maafkan, ya.

Alhamdulillah, setelah serius meluangkan waktu dua tahun ini untuk menulis, saya berhasil menyelesaikan satu naskah buku solo. Akhirnya, hehehe. Alhamdulillah juga berhasil menembus penembus mayor dan sudah beredar di toko buku sejak bulan Maret lalu.

Mantapkan Move on-mu Bersama Allah

Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana caranya agar naskah yang kita buat bisa diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor.
Simak ya 😊

1. Ide tulisan yang menjual dan bahasa menarik

Ini wajib menurut saya. Kenapa? Karena untuk menerbitkan sebuah buku, penerbit butuh modal. Kalau sebuah tulisan dianggap tidak punya nilai jual, tidak mungkin diterbitkan.

Lalu bagaimana cara menemukan ide tulisan yang menjual? Kita perlu survei, entah dengan membaca atau pun melihat lingkungan sekitar. Tulis tema yang menjadi kebutuhan banyak orang.

Pada saat menulis, gunakan bahasa yang baik dan benar, juga menarik. Kenapa harus menarik? Karena orang Indonesia itu malas membaca, kalau disuguhkan tulisan dengan bahasa bertele-tele dan sulit dipahami, kemungkinan tidak akan dibaca.

2. Cari tahu tentang penerbit yang dituju

Sebagai penulis, kita harus aktif mencari penerbit yang cocok dengan naskah yang ditulis. Bisa jadi tulisan kita bagus dan layak jual, tapi dikirim ke penerbit yang tidak tepat, makanya ditolak.

Lalu bagaimana cara mengetahui tulisan kita cocoknya dengan penerbit mana? Tentu saja dengan membaca, bisa juga  bertanya. Setiap buku akan mencatumkan nama penerbit di cover. Nah, dengan sering membaca kita bisa tahu penerbit A atau B menerbitkan tulisan seperti apa.

Sebenarnya jaman now kita sudah diberi kemudahan dengan adanya internet. Tinggal ketik di google, kita sudah bisa menemukan banyak penerbit lengkap dengan penjelasan mengenai tipe naskah yang mereka butuhkan. Jadi rajin-rajinlah membaca dan berselancar di dunia maya untuk mencari referensi (bukan kepoin akun mantan, ya 🙊)

3. Branding penulis

Ini berkaitan dengan poin nomor 1, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa penerbit adalah sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis. Orang yang sudah punya nama, atau dikenal banyak orang tentu lebih mudah menerbitkan karyanya di penerbit mayor. Contoh Ibuknya kirana yang justru ditawari nulis oleh editor 😍😍. Tapi kalau kita belum jadi orang terkenal, jangan berkecil hati. Buatlah tulisan yang baik dan jangan berhenti belajar. Sambil branding diri juga.

Salah satu cara branding yang mudah adalah dengan share tulisan yang baik di media sosial. Jangan yang dishare cuma status galau hehehe

4. Berani kirim naskah

Nah, ini juga poin penting. Kalau naskahnya tidak dikirim gimana mau diterbitkan hehe. Beberapa orang tidak berani mengirim naskah ke penerbit mayor, alasannya takut ditolak. Saya sih pede aja, namanya juga usaha. Kalau belum mencoba, kita tak pernah tahu hasilnya seperti apa.

Sebelum memutuskan kirim ke penerbit, pastikan naskah kita benar-benar sudah jadi. Sudah dibaca berulang dan tidak ada kesalahan pengetikan atau bahasa yang masih amburadul. Jangan sampai karena ingin cepat, kita mengirim naskah asal-asalan. Bisa-bisa dicap jelek sama penerbit.
Buatlah naskah yang baik dan rapi, insya Allah akan berjodoh dengan penerbit.

5. Berikan pengantar saat kirim naskah

Saya pernah melihat postingan seorang editor yang mengomentari email naskah tanpa embel-embel, tidak ada pengantar sama sekali. Menurut sang editor, itu hal yang buruk. Jadi ini penting untuk kita perhatikan, buatlah pengantar yang baik saat kirim naskah ke penerbit.

Kalau menurut saya ini ibarat bertamu, kita kalau mau masuk ke rumah orang harus permisi dulu. Apalagi kalau belum kenal, harus perkenalkan diri dan tujuan kita datang itu apa. Jangan main masuk aja dan taroh barang di meja. Bisa jadi yang punya rumah tidak lihat, kalau pun lihat mungkin diabaikan.

6. Doa

Kalau naskahnya sudah dikirim, berarti kita sudah berusaha maksimal. Sekarang saatnya banyakin doa. Semoga editor yang terima naskah kita merasa tertarik. Minta doa sama orang lain sebanyak-banyaknya. Terutama orangtua dan pasangan halal (bagi yang sudah punya, ya. Jangan sampai belum halal tapi dihalal-halalin 🙊🙊)

Ok, itu dulu sharing dari saya. Semoga bermanfaat. ❤️

Bagi yang mau diskusi silakan di kolom komentar, ya