Monday 19 June 2017

Rindumu Palsu

Salah satu materi tentang kepenulisan yang saya dapatkan selama bergabung di KMO adalah bagaimana menyiasati saat kita kehabisan ide untuk menulis. 

Coach Tendi, sebagai founder KMO pernah menjelaskan salah satu metode yang menurut saya sangat bagus. Ketika kita ingin menulis dan kehabisan kata, maka tulislah beberapa kata secara acak. Kata apapun yang terlintas dalam pikiran kita, tulis sebanyak-banyaknya. Setelah itu, gunakan stok kata tersebut untuk membuat rangkaian kalimat. Saya coba praktekkan apa yang beliau sampaikan dan memang hasilnya jreng. Bisa membentuk beberapa paragraf.

Tulisan saya kali ini juga berasal dari lima kata yang harus dirangkai menjadi sebuah tulisan yang punya arti. Kata yang diketik dengan huruf kapital adalah kata kunci yang digunakan. 

Silahkan dibaca dan diberikan kritik dan saran ya 

Rasanya baru kemarin, Ramadhan hadir menyapa. Namun kini, perlahan ia mulai mengucap salam perpisahan. Ada HATI yang sedih, sebab ingin bersama lebih lama, tapi tak sedikit juga yang sebaliknya. Bahagia, sebab tak adalagi yang mengekang kebebasannya.Kebebasan yang justru memenjarakan pada akhirnya

Manusia itu aneh. Katanya rindu, tapi saat yang dirindukan di depan mata, justru diabaikan.Seperti itulah kita pada Ramadhan, rindu sebatas kata. Rasa yang ANOMALI, tapi ini nyata.

Sadarkah kita? 
Dunia dan akhirat hanya BERJARAK tarikan nafas, lalu MASIH berharap kekal di bumi yang fana?
Ayolah, kita buka sejenak kitab suci yang mulai tertutup debu. Baca dan resapi setiap makna dari kalimat indah yang Allah titipkan lewat Nabi-Nya.
Adakah ragu dengan fakta yang terungkap di dalamnya?
Ataukah kita mengira bahwa semua akan USAI saat nyawa terpisah dari raga?

Tidak

Allah sudah menegaskan bahwa semua ada imbalannya, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Q.S Az-Zalzala: 7-8)

Yuk, manfaatkan hari-hari terakhir Ramadhan dengan memperbanyak ibadah. Tak ada yang menjamin Ramadhan berikutnya kita masih menjadi penghuni bumi. Jarum jam boleh menunjuk angka yang sama berulang kali, tapi waktu yang telah lalu takkan pernah bisa terulang.

Note: Ini adalah tulisan yang saya ikutkan dalam acara #ngabubuwrite yang diadakan oleh GagasMedia dan terpilih sebagai pemenang

No comments:

Post a Comment