Dimuat dalam sebuah buku antologi berjudul "Beginilah Cara Tuhan Menjawab Impianku" |
Saat membuat tulisan
ini aku sedang berada di sebuah kamar kost yang jauh dari orangtua dan
keluarga. Di kota yang pertama kali aku datangi setahun yang lalu tepatnya pada
bulan Juli 2015. Sebuah kota di Indonesia yang jika namanya disebut kita akan
teringat dengan bakpia dan gudeg sebagai makanan khas kota ini, Yogyakarta.
Memutuskan untuk merantau dan tinggal jauh dari keluarga tidaklah mudah, rasa
rindu dengan orangtua dan keluarga selalu mengisi setiap detik perjalanan dan
seolah memaksa untuk segera memesan tiket pesawat dan terbang ke Makassar. Tapi
beruntungnya, di tempat ini aku dipertemukan Allah dengan orang-orang yang begitu
baik sehingga merasa punya keluarga baru.
Orang Yogyakarta
dikenal ramah dan aku telah membuktikannya, hari pertama aku disini dan
berangkat kerja dengan jalan kaki karena kebetulan tempat kerjaku jaraknya
hanya beberapa meter dengan rumah yang aku sewa, setiap berpapasan dengan warga
mereka selalu menyapa dengan khas jawa “monggo” atau sekedar menganggukkan
kepala sambil senyum. Aku percaya bahwa tak ada kebetulan di kehidupan ini,
semua sudah diatur oleh-Nya termasuk keberadaanku di kota ini.
Sejak SMP aku memang
berkeinginan untuk keliling Indonesia, meski saat itu aku belum memiliki akses
dan pengetahuan lebih tentang kota-kota di Indonesia selain yang aku baca di
buku pelajaran. Tapi itu tidak membuat keinginanku surut. Memasuki masa SMA
keinginanku belum terwujud, aku belum bisa kemana-mana. Mungkin belum saatnya,
aku meyakinkan diriku. Setelah masa SMA berakhir aku memutuskan untuk kuliah
dan memilih Makasar sebagai kota pilihanku, meski belum keluar pulau tapi setidaknya saat itu aku sudah
keluar dari wilayah dengan pergaulan dan bahasa yang sedikit berbeda dengan
lingkunganku selama kurang lebih 18 tahun. Inilah pertama kali aku tinggal jauh
dari orangtua, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan darat. Awal
menjalaninya terasa sangat berat, bulan pertamaku di kota Makassar bertepatan
dengan ramadhan yang tahun-tahun sebelumnya aku jalani bersama keluarga di
rumah.
Berawal dari masa
kuliah perlahan-lahan keinginanku semasa SMP mulai terwujud, dari sinilah aku
bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di sulawesi bahkan ada yang
dari luar pulau. Melalui kegiatan kampus aku bisa mengunjungi beberapa tempat
yang baru, beberapa daerah di Sulawesi dan juga diluar Sulawesi. Setelah
berhasil menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker aku mendapat tawaran untuk
bekerja diluar Sulawesi, sebuah kota yang saat ini menjadi saksi lahirnya
tulisan ini. Di tempat ini banyak pelajaran yang aku dapatkan, mulai dari adat
istiadat, bahasa dan cara bergaul. Awal menjalani pekerjaan aku sangat
terkendala masalah bahasa, apalagi jika bertemu dengan pasien lanjut usia yang
kurang fasih menggunakan bahasa Indonesia. Meski mengalami beberapa kesulitan, aku
tidak menjadikannya sebagai hambatan, aku mengingat kembali impian masa SMPku,
keinginan untuk keliling Indonesia dan mengenal budayanya. Ya, mungkin inilah
jalan yang diberikan Allah untuk menjawabnya meskipun dengan cara yang berbeda.
Jika mengingat kembali
masa kecilku, seorang anak desa yang tidak mengenal teknologi. Lahir dari
keluarga yang sangat sederhana dengan profesi sebagai petani sehingga masa
kecilku lebih banyak dihabiskan di sawah dan kebun, sangat kontras dengan
lingkunganku saat ini. Tapi kesederhanaan harus tetap menjadi bagian dari
hidupku. Itulah pesan orangtua yang selalu aku ingat dan berusaha menerapkannya.
Meski kondisi saat ini
bukanlah menjadi keinginanku semasa SMP, impianku bukan jadi perantau, yang aku
mau adalah keliling Indonesia untuk menikmati keindahan setiap kotanya dan
bertemu dengan penduduknya yang terdiri atas berbagai macam suku. Setidaknya
seperti itulah yang aku ketahui tentang Indonesia dari buku-buku yang penah aku
baca semasa SMP. Tapi aku tidak putus asa, aku percaya bahwa ini jalan yang
ditentukan oleh Allah untuk perlahan-lahan mewujudkan impianku.
kira-kira sudah terwujud kah impiannya, semoga bisa keliling Indonesia ya mbak!
ReplyDeleteOn proses mba' hehehe. Amin
Delete