Monday 3 April 2017

Perlahan Tapi Pasti



Dimuat dalam sebuah buku antologi berjudul "Beginilah Cara Tuhan Menjawab Impianku"

Saat membuat tulisan ini aku sedang berada di sebuah kamar kost yang jauh dari orangtua dan keluarga. Di kota yang pertama kali aku datangi setahun yang lalu tepatnya pada bulan Juli 2015. Sebuah kota di Indonesia yang jika namanya disebut kita akan teringat dengan bakpia dan gudeg sebagai makanan khas kota ini, Yogyakarta. Memutuskan untuk merantau dan tinggal jauh dari keluarga tidaklah mudah, rasa rindu dengan orangtua dan keluarga selalu mengisi setiap detik perjalanan dan seolah memaksa untuk segera memesan tiket pesawat dan terbang ke Makassar. Tapi beruntungnya, di tempat ini aku dipertemukan Allah dengan orang-orang yang begitu baik sehingga merasa punya keluarga baru.
Orang Yogyakarta dikenal ramah dan aku telah membuktikannya, hari pertama aku disini dan berangkat kerja dengan jalan kaki karena kebetulan tempat kerjaku jaraknya hanya beberapa meter dengan rumah yang aku sewa, setiap berpapasan dengan warga mereka selalu menyapa dengan khas jawa “monggo” atau sekedar menganggukkan kepala sambil senyum. Aku percaya bahwa tak ada kebetulan di kehidupan ini, semua sudah diatur oleh-Nya termasuk keberadaanku di kota ini.
Sejak SMP aku memang berkeinginan untuk keliling Indonesia, meski saat itu aku belum memiliki akses dan pengetahuan lebih tentang kota-kota di Indonesia selain yang aku baca di buku pelajaran. Tapi itu tidak membuat keinginanku surut. Memasuki masa SMA keinginanku belum terwujud, aku belum bisa kemana-mana. Mungkin belum saatnya, aku meyakinkan diriku. Setelah masa SMA berakhir aku memutuskan untuk kuliah dan memilih Makasar sebagai kota pilihanku, meski belum keluar  pulau tapi setidaknya saat itu aku sudah keluar dari wilayah dengan pergaulan dan bahasa yang sedikit berbeda dengan lingkunganku selama kurang lebih 18 tahun. Inilah pertama kali aku tinggal jauh dari orangtua, dengan waktu tempuh sekitar 5 jam perjalanan darat. Awal menjalaninya terasa sangat berat, bulan pertamaku di kota Makassar bertepatan dengan ramadhan yang tahun-tahun sebelumnya aku jalani bersama keluarga di rumah.
Berawal dari masa kuliah perlahan-lahan keinginanku semasa SMP mulai terwujud, dari sinilah aku bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di sulawesi bahkan ada yang dari luar pulau. Melalui kegiatan kampus aku bisa mengunjungi beberapa tempat yang baru, beberapa daerah di Sulawesi dan juga diluar Sulawesi. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan profesi Apoteker aku mendapat tawaran untuk bekerja diluar Sulawesi, sebuah kota yang saat ini menjadi saksi lahirnya tulisan ini. Di tempat ini banyak pelajaran yang aku dapatkan, mulai dari adat istiadat, bahasa dan cara bergaul. Awal menjalani pekerjaan aku sangat terkendala masalah bahasa, apalagi jika bertemu dengan pasien lanjut usia yang kurang fasih menggunakan bahasa Indonesia. Meski mengalami beberapa kesulitan, aku tidak menjadikannya sebagai hambatan, aku mengingat kembali impian masa SMPku, keinginan untuk keliling Indonesia dan mengenal budayanya. Ya, mungkin inilah jalan yang diberikan Allah untuk menjawabnya meskipun dengan cara yang berbeda.
Jika mengingat kembali masa kecilku, seorang anak desa yang tidak mengenal teknologi. Lahir dari keluarga yang sangat sederhana dengan profesi sebagai petani sehingga masa kecilku lebih banyak dihabiskan di sawah dan kebun, sangat kontras dengan lingkunganku saat ini. Tapi kesederhanaan harus tetap menjadi bagian dari hidupku. Itulah pesan orangtua yang selalu aku ingat dan berusaha menerapkannya.
Meski kondisi saat ini bukanlah menjadi keinginanku semasa SMP, impianku bukan jadi perantau, yang aku mau adalah keliling Indonesia untuk menikmati keindahan setiap kotanya dan bertemu dengan penduduknya yang terdiri atas berbagai macam suku. Setidaknya seperti itulah yang aku ketahui tentang Indonesia dari buku-buku yang penah aku baca semasa SMP. Tapi aku tidak putus asa, aku percaya bahwa ini jalan yang ditentukan oleh Allah untuk perlahan-lahan mewujudkan impianku.

2 comments:

  1. kira-kira sudah terwujud kah impiannya, semoga bisa keliling Indonesia ya mbak!

    ReplyDelete