Saturday 8 April 2017

Temukan Alasanmu

Sebelum melakukan sesuatu kita harus punya alasan. Kenapa? Sebab apapun yang kita lakukan pasti ada kendalanya. Tidak selalu mulus sesuai rencana, bahkan tidak jarang banyak hambatan yang membuat kita berhenti. Tentu jika alasan melakukannya tidak ada atau tidak kuat.
Saya memutuskan untuk menulis karena beberapa alasan. Pertama saya orangnya suka membaca, rugi rasanya kalau hobby saya ini tidak dimanfaatkan untuk membuat tulisan yang minimal bisa menyalurkan hobby saya (Membaca tulisan sendiri hehehe), syukur-syukur kalau tulisan saya juga dibaca oleh orang lain dan memberikan manfaat.
Saking rajinnya membaca, dulu saya punya pengalaman ditegur sama wali kelas sewaktu kelas 5 sekolah dasar. Kenapa ditegur, bukankah itu kebiasaan yang bagus? Ceritanya seperti ini. Setiap kenaikan kelas kita diwajibkan membeli buku paket yang akan digunakan selama setahun, waktu itu belum ada program pinjam buku paket dari sekolah seperti sekarang. Saya merasa kurang puas membaca hanya satu buku, maka saya meminta tolong kepada teman yang sudah kelas 6 untuk dipesankan buku kepada wali kelasnya. Kejadian itu diketahui oleh wali kelas  dan saya dipanggil untuk memberikan penjelasan. Bahasanya seperti sedang membahas kasus kriminal ya hehehe. 
Mungkin ada yang bertanya, untuk apa membeli buku paket pelajaran jika hanya ingin membaca? Bukankah banyak buku jenis lain yang bisa dibeli? Iya. Memang banyak, tapi saya tinggal dan sekolahnya di desa, tidak ada toko buku. Waktu itu juga teknologi belum maju seperti sekarang. Belum ada toko buku online. Orang tua saya juga bukan orang yang berpendidikan sehingga mereka tidak mungkin mencarikan saya buku untuk dibaca, tapi bapak saya sangat mendukung keinginan saya dan langsung mengiyakan permintaan saya untuk membeli buku paket kelas 6 ^_^.  

Alasan kedua karena saya orangnya tidak terlalu banyak bicara, kata orang sih pendiam, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Terbukti jika hal ini dtanyakan kepada teman dekat saya mereka tidak akan setuju. Saya tidak banyak bicara bukan karena pendiam, (Kedengaran aneh ya? hehehe) tapi otak saya lebih suka merekam apa yang didengarkan ketimbang memberikan tanggapan balik jika itu tidak benar-benar dibutuhkan. Awalnya saya menganggap kebiasaan tersebut adalah hal yang buruk, bahkan tidak jarang orang yang belum begitu kenal beranggapan kalau saya orangnya sombong.
Dalam diam itu sebenarnya pikiran saya menyimpan banyak hal yang tidak tersampaikan. Saya merasa lebih puas jika menuliskan apa yang menjadi isi pikiran saya. Maka mulailah saya menulis diary, masih teringat dulu waktu sekolah dasar punya beberapa buku diary. Sekarang sudah hilang karena rumah direnovasi dan waktu itu saya posisi sedang tidak di rumah jadi tidak sempat menyimpan semuanya. Isi buku diary saya sebenarnya bukan curhatan, tapi lebih ke apa yang saya pikirkan, kalau curhat apa yang dirasakan ya hehehe. Namanya juga curahan hati.  Biasanya saya menulis cerpen.
Alasan ketiga, saya ingin memberikan manfaat untuk orang lain. Dari buku-buku dan tulisan yang saya baca saya merasakan banyak manfaat. Saya tidak mengenal sebagian besar siapa penulis buku yang saya baca, tapi ia bisa memberikan manfaat bagi saya. Itu juga yang menjadi harapan saya sehingga serius belajar menulis.
Dari alasan di atas saya mulai serius untuk belajar nulis, mengikuti kelas menulis online dan mencari teman-teman yang punya hobby sama untuk saling bertukar pikiran. Tentu dengan harapan suatu hari saya bisa menghasilkan tulisan yang bermanfaat untuk orang lain. 
Setelah serius belajar, ternyata tidak mudah. Dalam perjalan kadang timbul rasa malas, banyaknya pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Sekedar informasi, saya seorang apoteker dan saat ini sedang aktif berpraktek di sebuah perusahaan swasta. Meski begitu, saya selalu meluangkan waktu untuk mengeluti hobby menulis setiap hari. Bukan sekedar memanfaatkan waktu sisa tapi memang sudah saya jadwalkan.
Apapun yang kita lakukan saat ini pastikan punya alasan yang kuat dan jelas, agar kendala tidak membuat kita menyerah dan berhenti ditengah jalan.

No comments:

Post a Comment